Mengungkap Makna Profetik Ibadah Puasa
Sambas_KUA revitalisasi Kec. Sambas Selasa 04/04/2023 pukul 13.00 Wiba Kultum zuhur Ramadhan 1444 H live Bimas Islam TV materi mengungkap makna profetik ibadah puasa oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI di Masjid Al Ikhlas Kementerian Agama RI dipandu oleh Muh Bachtiar Ali Basya, disaksikan oleh Kepala Kantor Urusan Agama revitalisasi Kecamatan Sambas Ahadi, S.Sos.
DR. H. Adib, M.Ag Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI menjelaskan hiruk pikuk dunia hari ini di mana gaya hidup yang mengedepankan budaya materialisme seolah-olah materi adalah segala-galanya. Budaya hedon yang menghalalkan segala cara ini bertentangan dengan pandangan prinsip-prinsip agama Islam. Oleh karena itulah ibadah puasa mempunyai makna yang sangat dalam tidak hanya hubungan transendental kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala melainkan pula makna secara sosial. Dalam konteks itulah maka ibadah puasa kita tinjau dari ilmu Sosial Profetik yang pernah diungkap oleh psikolog Indonesia Kuntowijoyo, sebagaimana dalam Alquran puasa itu dimulai dengan seruan Hai orang-orang yang beriman. Ada tiga makna profetik puasa yaitu:
1. meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat: 183 “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim) Puasa dan membaca Al-Quran akan memberikan syafaat pada hari Kiamat.” (HR. Muslim)
2. Nilai liberasi (pembebasan diri kita dari kengkangan hawa nafsu) "junnah" Benteng dalam ilmu tasawuf ini dibagi dalam 3 tingkatan : nafsu amarah, nafsu lawwamah dan nafsu mutmainnah. Selain itu dijelaskan Adib bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan pahala kesabaran adalah surga.” (HR. Bukhari dan Muslim), dari hadis-hadis tersebut, terlihat bahwa puasa Ramadhan memiliki banyak manfaat dan keutamaan, sehingga umat Islam harus melaksanakannya dengan sungguh-sungguh.
3. Nilai humanisme merupakan ibadah sosial (dengan ibadah puasa kita dapat merasakan apa yang rasakan orang miskin tidak makan karena kekurangan makanan) dalam sebuah riwayat mengatakan bahwa akan menggantung lah amal ibadah puasa sebelum ia membayar zakat fitrah
Dalam agama Islam, puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah yang sangat penting. Puasa Ramadhan memiliki banyak manfaat dan tujuan, seperti mendekatkan diri kepada Allah SWT, menumbuhkan rasa empati, meningkatkan kemandirian, menjaga kesehatan, meningkatkan solidaritas sosial, dan meningkatkan kebersihan moral. Selain itu, puasa Ramadhan juga memiliki dasar-dasar hukum dalam Al-Quran dan hadis, sehingga umat Islam harus melaksanakannya dengan benar dan sungguh-sungguh tegas Adib. (AHD)
Komentar
Posting Komentar